Karir Kepelatihan di Korea Selatan
Setelah pensiun sebagai pemain pada tahun 2005, Shin Tae-yong segera mengalihkan fokusnya ke dunia kepelatihan.
Perjalanan baru ini tidak hanya menunjukkan dedikasinya yang tak tergoyahkan terhadap sepak bola. Tetapi juga memperlihatkan bakat alaminya dalam memimpin dan membimbing tim.
Shin Tae-yong memulai karir kepelatihannya dengan bergabung sebagai asisten pelatih di Seongnam Ilhwa Chunma, klub yang sama di mana ia mengukir banyak prestasi sebagai pemain.
Pengalamannya di lapangan, ditambah dengan pengetahuannya yang mendalam tentang permainan, membuatnya menjadi aset berharga bagi staf kepelatihan.
SHIN Tae-yong pulang ke Korea Selatan berguru ke pelatih legenda demi antar Timnas Indonesia mengalahkan Timnas Jepang di matchday kelima Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Jumat 15 November 2024 malam WIB? Sekjen PSSI Yunus Nusi membocorkan Shin Tae-yong saat ini berada di Korea Selatan.
"Sekembali beliau dari Korea Selatan (akan dievaluasi), lagi istirahat beliau. Belum tahu (berapa lama) saya tidak tahu persis, khawatir lupa tanggal pulangnya," kata Yunus Nusi di Jakarta, Senin 21 Oktober 2024.
(Shin Tae-yong saat ini berada di Korea Selatan. (Foto: PSSI)
Tidak diketahui secara pasti kenapa Shin Tae-yong pulang ke Korea Selatan. Jika alasannya cuma ingin istirahat tentu sangat riskan, mengingat laga melawan Jepang hanya sekira tiga minggu dari sekarang.
Apakah Shin Tae-yong pulang ke Korea Selatan tak sekadar beristirahat melainkan berguru taktik kepada pelatih legenda asal Korea Selatan, Huh Jung-moo? Pelatih yang satu ini bukanlah sosok sembarangan.
Di periode pertamanya menangani Timnas Korea Selatan pada 1998-2000, Huh Jung-moo mengantarkan Park Ji-sung dan kawan-kawan finis ketiga di Piala Asia 2000. Namun, pencapaian Huh Jung-moo paling mencolok di periode kedua menangani skuad Taeguk Warriors -julukan Timnas Korea Selatan- pada 2008-2010.
Huh Jung-mon mengantarkan Timnas Korea Selatan juara Piala AFF-nya Asia Timur (EAFF) 2008 dan meloloskan Son Heung-min dan kawan-kawan ke 16 besar Piala Dunia 2010. Di periode keduanya menangani Timnas Korea Selatan, Huh Jung-moo mencetak prestasi luar biasa lain.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Dari tiga pertemuan kontra Jepang, Huh Jung-moo mengantarkan Korea Selatan menang dua kali dan sekali imbang (tanpa kalah). Bagaimana dengan Shin Tae-yong? Saat membesut Korea Selatan di semua kelompok umur, ia menang sekali dan kalah sekali dari Jepang.
(Huh Jung-moo tak pernah kalah dari Jepang. (Foto: Korea JoongAng Daily/Kim Kyung-bin)
Kemenangan didapat di EAFF 2017 saat Korea Selatan menang 4-1. Sementara itu, kekalahan dialami di final Piala Asia U-23 2016 saat Korea Selatan U-23 tumbang 2-3 dari Jepang U-23.
Ketika membesut Timnas Indonesia, Shin Tae-yong harus rela melihat skuad Garuda tumbang 1-3 dari Jepang di matchday terakhir Grup D Piala Asia 2023. Karena itu, tak ada salahnya bagi Shin Tae-yong jika bertukar pikiran dengan Huh Jung-moo sebelum kembali memimpin Timnas Indonesia.
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PSSI Erick Thohir masih memberikan waktu kepada pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong (STY) untuk menandatangani kontrak baru.
“Saya dengar beliau (STY) sedang dalam perawatan di rumah sakit, kami berikan waktu,” kata Erick Thohir di sela turnamen sepak bola usia muda Bali 7s di Kabupaten Gianyar, Bali, Sabtu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia melalui PSSI telah mengirimkan kontrak final yang baru kepada STY dua pekan lalu.
Diperkirakan STY belum menandatangani kontrak baru karena sedang dalam perawatan di salah satu rumah sakit yang tidak disebutkan secara spesifik.
Sebelumnya, salah satu media di Korea Selatan mengungkapkan STY berpeluang kembali melatih tim Negeri Ginseng karena kontrak dengan Indonesia akan selesai pada akhir Juni.
Di sisi lain, Erick yang juga Menteri BUMN itu tidak melarang apabila pelatih asal Korea Selatan itu ditarik oleh negaranya.
“Kalau pun dari Korea Selatan ingin Shin Tae-yong, saya tidak bisa melarang,” katanya.
Meski begitu, Erick menegaskan pembangunan sepak bola nasional tidak bergantung kepada individu, namun berdasarkan kiprah semua tim mulai dari pemain yang berkualitas, pelatih, ofisial, pemerintah, dan PSSI selaku induk organisasi hingga suporter.
“Pembangunan tim nasional ini bukan berdasarkan satu individu, saya jamin itu. Timnas ini dibangun karena sebuah kekuatan bersama,” katanya.
Shin Tae-yong sudah memenuhi target PSSI yakni membawa timnas Indonesia ke 16 besar Piala Asia 2023 dan timnas U-23 ke perempat final Piala Asia U-23. STY bahkan membawa timnas Indonesia U-23 ke babak semifinal Piala Asia U23.
Sedangkan dari sisi peringkat FIFA, Indonesia kini menduduki posisi 134 yang menjadi peringkat terbaik selama 13 tahun terakhir. Skuad Merah Putih terakhir kali menempati peringkat 140 pada 19 Oktober 2011.
“Kami perlu punya pelatih standar dunia. Tapi saya yakin Shin Tae-yong tahu bahwa tanpa dukungan PSSI, tanpa kualitas pemain, tidak mungkin kita (Indonesia) sampai di sini,” kata dia.Pilihan Editor: Rekap Hasil dan Klasemen Euro 2024: Belanda vs Prancis 0-0, Austria dan Ukraina Menang
Jakarta (ANTARA) - Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong bercerita kedekatannya dengan pelatih timnas Vietnam Kim Sang-sik karena keduanya pernah satu klub di Seongnam FC.
Hal ini dikatakan oleh Shin pada jumpa pers pra laga menjelang laga ketiga ASEAN Cup 2024 melawan Vietnam di Stadion Viet Tri, Minggu (15/12) pukul 20.00 WIB.
"Pelatih Kim Sang-sik dan saya memiliki hubungan dekat. Kami telah memenangkan gelar bersama di K-League," kata Shin yang lebih tua tujuh tahun dari Kim, Sabtu.
Selain kedekatannya dengan Kim, Shin juga bercerita bahwa ia juga cukup dekat dengan pelatih kiper Vietnam, Lee Woon-jae karena pernah bersama-sama saat menukangi timnas Korea Selatan.
"Saya juga mengenal pelatih kiper timnas Vietnam Lee Won Jae karena dia adalah bagian dari tim Korea di 2016," tambah dia.
Baca juga: Pertandingan melawan Vietnam akan sulit dan berat, kata Shin Tae-yong
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Kim mengonfirmasi kedekatannya dengan Shin. Ia mengatakan saat di Seongnam dulu, ia sempat satu kamar dengan pelatih yang kini melatih Indonesia itu.
Shin telah bergabung bersama Seongnam sejak 1992. Pira 54 tahun itu membela Seongnam selama 13 tahun sebelum pindah ke Brisbane Roar pada 2005.
Sedangkan untuk Kim, dirinya bergabung di Seongnam pada 1999. Karier di Seongnam sempat dipinjam oleh Gimcheon Sangmu selama hampir dua musim sebelum akhirnya pindah ke Jeonbuk Hyundai pada 2009.
"Kami bermain di klub yang sama dan sekamar saat masih bermain. Pelatih Shin adalah senior saya, dan saya sangat menghormatinya," kata Kim.
Lebih lanjut, meski mengenal Shin dengan baik, pada laga nanti Kim akan mengesampingkan kedekatan personalnya dulu untuk mengincar kemenangan untuk timnya Vietnam.
"Sebagai pelatih dua tim nasional, saya merasa sangat bangga dan menantikan pertandingan ini. Tapi selama pertandingan, saya akan mengesampingkan perasaan pribadi untuk mengincar pertandingan besok dengan hasil terbaik, tutup dia.
Baca juga: Pelatih Vietnam waspadai lemparan jauh Pratama Arhan
Pewarta: Zaro Ezza SyachniarEditor: Hernawan Wahyudono Copyright © ANTARA 2024
Belanja produk fashion original hingga kecantikan dan terlengkap di ZALORA. Dapatkan diskon hingga penawaran harga murah khusus untukmu
Siapa yang tidak kenal Shin-tae Yong? sebagai seorang pelatih yang berpengalaman dan berprestasi, ia telah meninggalkan jejak yang mendalam baik di tanah kelahirannya, Korea Selatan, maupun di Indonesia, tempat ia kini mengabdikan dirinya untuk memajukan sepak bola nasional.
Faktanya, pria kelahiran 11 Oktober 1970 tersebut menunjukkan penampilan yang mengesankan, termasuk pada Piala Dunia 2018 di Rusia, di mana mereka berhasil mengalahkan juara bertahan Jerman dalam salah satu kejutan terbesar dalam sejarah Piala Dunia.
Selain di tanah kelahirannya, Shin tae-Yong juga membawa dampak yang sangat positif ke Timnas Indonesia, salah satunya yang baru-baru ini terjadi, dimana Timnas Indonesia berhasil masuk ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia setelah Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Filipina 2-0.
Namun sayangnya, Shin tae-Yong mengumumkan bahwa ia akan berpamitan dan kembali pergi ke kampung halamannya di Korea Selatan.
Bagi ZALORAns yang baru mengikuti jejak Shin tae-Yong, ZALORA akan memberikan biografi lengkap tentang siapa itu Shin-tae Yong dan apa saja keberhasilan yang ia bawa baik saat menjadi pelatih sepak bola di Korea Selatan dan di Indonesia.
Baca juga : Ranking FIFA Indonesia, Indikator Kemajuan Timnas
Karir Bermain di Level Klub
Shin Tae-yong memulai karir profesionalnya dengan bergabung bersama klub Ilhwa Chunma (sekarang dikenal sebagai Seongnam FC) pada tahun 1992, setelah lulus dari Universitas Yeungnam.
Di klub ini, Shin segera menunjukkan potensinya sebagai gelandang serang yang berbakat. Kecepatan, visi permainan, dan kemampuan teknisnya di lapangan membuatnya menjadi salah satu pemain muda yang paling diperhitungkan pada masanya.
Selama bermain untuk Ilhwa Chunma, Shin Tae-yong meraih banyak kesuksesan. Ia membantu klub memenangkan sejumlah gelar, termasuk tiga gelar K-League berturut-turut dari tahun 1993 hingga 1995.
Tidak hanya itu, Ilhwa Chunma juga meraih gelar juara Liga Champions Asia pada tahun 1995, dengan Shin berperan penting dalam perjalanan tersebut. Prestasi ini semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain terbaik di Korea Selatan.
Akhir dari Karirnya dalam Bermain Sepak Bola
Setelah lebih dari satu dekade bermain di level tertinggi, Shin Tae-yong memutuskan untuk pensiun sebagai pemain pada tahun 2005. Namun, kecintaannya pada sepak bola tidak berhenti di situ.
Ia segera mengalihkan fokusnya ke dunia kepelatihan, dengan tujuan untuk membagikan pengetahuan dan pengalamannya kepada generasi pemain berikutnya. Langkah ini menandai awal dari babak baru dalam hidupnya, di mana ia akan kembali mencetak sejarah, kali ini sebagai seorang pelatih yang sukses.
Baca juga : Suka Futsal? Rekomendasi Bola Futsal Terbaik dan Awet
Pengaruh dan Warisan di Korea Selatan
Shin Tae-yong meninggalkan jejak yang mendalam dalam sepak bola Korea Selatan. Ia tidak hanya membawa prestasi bagi tim-tim yang ia latih, tetapi juga menginspirasi generasi baru pelatih dan pemain.
Pengaruhnya terlihat dalam cara tim-tim Korea Selatan bermain dengan disiplin dan taktik yang baik. Serta dalam peningkatan fokus pada pengembangan pemain muda.
Melalui karir kepelatihannya yang sukses di Korea Selatan, Shin Tae-yong telah membuktikan bahwa dedikasi, pengetahuan, dan kepemimpinan yang kuat dapat membawa perubahan positif dan prestasi luar biasa.
Kini, ia melanjutkan misinya di Indonesia, membawa serta semua pelajaran dan pengalaman berharga yang didapatkan di tanah kelahirannya.
Baca juga : Selain Shin Tae yong, Ini Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari 1950
Setelah keberhasilan Timnas Indonesia pada putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 berakhir, Shin-tae Yong akan meninggalkan Timnas Indonesia dan akan kembali ke kampung halamannya untuk berlibur setelah agenda yang sangat padat di Timnas Indonesia.
Dikabarkan bahwa Shin tae-Yong akan pergi ke Korea Selatan pada 15 Junie dan akan kembali lagi ke Tanah Air pada 20 Juli mendatang.
Selain latihan yang serius dan stamina yang terjaga dengan baik, ZALORAns juga perlu sepatu bola yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Adapun salah satu sepatu bola yang ZALORA rekomendasikan adalah Under Armour Magnetico Select 3 FG. Sepatu ini memang didesain khusus untuk meningkatkan performa pemain saat bermain di lapangan. Bahan sintetis yang lembut membuat pergelangan kaki dan bagian tengah kaki stabil saat berlari.
Tunggu apalagi? Belanja kebutuhan olahraga terbaik dan terlengkap dari berbagai brand ternama dengan harga murah dan diskon melimpah hanya di ZALORA Indonesia.
Received 'Golden Visa' by Indonesian government handed out by President Jokowi on July 25, 2024.
Tae-yong Shin adalah ayah dari
Tae-yong Shin adalah ayah dari
Diperbarui: 25 Juni 2024, 12:57 WIB Diterbitkan: 25 Juni 2024, 12:57 WIB
KOMPAS.com - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengambil langkah berbeda saat mencarii pelatih untuk timnas Indonesia pada pengujung 2019.
Shin Tae-yong mendapat tugas sebagai pelatih timnas Indonesia pada Januari 2020, menjadikannya sosok asal Korea Selatan pertama yang memegang jabatan tersebut.
Timnas Indonesia memang memiliki riwayat ditangani oleh pelatih berkebangsaan asing setidaknya dalam kurun waktu dua dekade sejak 2001.
Namun, kebanyakan pelatih tersebut berasal dari negara di kawasan Eropa maupaun Amerika Selatan seperti Ivan Kolev (Bulgaria), Peter Withe (Inggris), Wim Rijsbergen (Belanda), hingga mendiang Alfred Riedl (Austria).
Selain itu terdapat juga nama Jacksen F. Tiago yang berkebangsaan Brasil, serta Luis Milla asal Spanyol, dan Simon McMenemy (Skotlandia).
Penunjukan figur Shin Tae-yong memberi kesan bahwa PSSI ingin membangun rencana jangka panjang bagi peningkatan prestasi timnas Indonesia.
Jejak karier kepelatihan Shin Tae-yong terbilang cukup sukses di tingkat klub maupun saat memegang tampuk kepelatihan timnas Korea Selatan.
Baca juga: Shin Tae-yong dan Kegemaran Acak-acak Nomor Punggung Pemain Timnas Indonesia
Satu-satunya klub yang mendapat sentuhan langsung Shin Tae-yong adalah Seongnam Ilhwa Chunma pada periode 2008 hingga 2012.
Klub yang kini bernama Seongnam FC, berkompetisi di ajang teratas Liga Korea (K-League 1), dibawanya meraih titel pemenang AFC Champions League edisi 2010 dan Piala FA Korea pada 2011.
Lalu kiprah kepelatihan Shin Tae-yong dihabiskan bersama timnas Korea Selatan baik di level kelompok umur maupun senior.
Seperti membawa skuad U-23 Korea Selatan menuju Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, maupun mendampingi pasukan U-20 Korea Selatan di ajang Piala Dunia U-20 2017 di Selandia Baru.
Dua pelatih timnas senior yang didampinginya adalah Hong Myung-bo dan Uli Stielike pada kurun waktu 2014 hingga 2017.
Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA) lantas menunjuk Shin Tae-yong untuk menangani timnas senior, setelah memecat Stielike pada Juli 2017.
Momentum besar yakni Piala Dunia 2018 langsung menjadi ujian bagi Shin Tae-yong ketika memimpin skuad Taeguk Warriors selepas era Uli Stielike.
Walaupun pada akhirnya gagal melalui fase penyisihan grup F, setelah kekalahan melawan Swedia dan Meksiko, timnas Korea Selatan membawa kenangan manis dari ajang tersebut.
Catatan positif yang dimaksud adalah kemenangan dramatis atas timnas Jerman dengan skor 2-0 pada laga terakhir fase penyisihan grup.
Baca juga: Skuad Timnas Indonesia Berdasarkan Usia, Bukti Shin Tae-yong Potong Generasi
Shin Tae-yong memang sudah kehilangan kesempatan untuk membawa Indonesia tampil pada Piala Dunia 2022 di Qatar mendatang.
Tetapi, sentuhannya untuk melakukan regenerasi dan membangkitkan kembali performa skuad Garuda untuk bersaing di kawasan Asia patut dinantikan.
Biodata Singkat Shin Tae-yong
Jakarta, tvOnenews.com - Warga Korea Selatan marah dengan desakkan dari suporter Timnas Indonesia yang meminta Shin Tae-yong mundur dari kursi pelatih skuad Garuda.
Shin Tae-yong tengah menjadi sorotan usai Timnas Indonesia menelan dua kali kekalahan beruntun di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Timnas Indonesia dikalahkan China dengan skor 1-2, dalam laga yang berlangsung di Qingdao Youth Football Stadium pada 15 Oktober 2024.
Dalam laga ini, beberapa keputusan pelatih asal Korea Selatan itu menuai kritik tajam karena membuat permainan Indonesia menjadi buruk.
STY memutuskan untuk mengubah komposisi starting line up dari laga sebelumnya kontra Bahrain, seperti mencadangkan Thom Haye, Sandy Walsh dan Malik Risaldi.
Padahal, ketiga pemain tersebut tampil cukup baik di pertandingan sebelumnya melawan Bahrain yang berakhir dengan skor sama kuat 2-2.
Halaman Selanjutnya :
Dia lebih memilih memasang Nathan Tjoe-A-On, Witan Sulaeman, Shayne Pattynama, dan Asnawi Mangkualam sebagai starter.
Awal Kemenangan Seongnam Ilhwa Chunma
Pada tahun 2009, Shin Tae-yong diangkat menjadi pelatih kepala Seongnam Ilhwa Chunma. Penunjukan ini menandai awal dari karir kepelatihannya yang penuh prestasi.
Di bawah kepemimpinannya, Seongnam Ilhwa Chunma berkembang menjadi salah satu tim paling kompetitif di K-League. Salah satu pencapaian terbesar Shin selama melatih Seongnam adalah memenangkan Liga Champions Asia pada tahun 2010.
Kemenangan ini bukan hanya mengukuhkan statusnya sebagai pelatih top di Asia, tetapi juga membawa kebanggaan besar bagi klub dan sepak bola Korea Selatan.
Awal Karirnya di Tim Nasional Korea Selatan
Prestasi gemilangnya di level klub membuat Shin Tae-yong dilirik untuk peran yang lebih besar di kancah internasional. Pada tahun 2014, ia bergabung dengan staf kepelatihan tim nasional Korea Selatan sebagai asisten pelatih.
Tidak lama kemudian, ia dipercaya untuk memimpin tim nasional U-23 dan tim U-20 Korea Selatan, menunjukkan kepercayaan besar yang diberikan padanya dalam mengembangkan talenta muda.
Sebagai pelatih tim nasional U-20, Shin memimpin Korea Selatan di Piala Dunia U-20 FIFA 2017 yang diadakan di Korea Selatan. Timnya berhasil mencapai babak 16 besar, menunjukkan potensi besar dan kemampuannya dalam memotivasi dan membimbing pemain muda.
Pada tahun 2017, Shin Tae-yong ditunjuk sebagai pelatih kepala tim nasional Korea Selatan, sebuah posisi yang sangat prestisius dan penuh tanggung jawab. Tugas utamanya adalah mempersiapkan tim untuk Piala Dunia FIFA 2018 di Rusia.
Di bawah kepemimpinannya, Korea Selatan menunjukkan performa yang solid, terutama dengan kemenangan bersejarah 2-0 atas juara bertahan Jerman.
Meskipun Korea Selatan tidak lolos ke babak knockout, kemenangan ini dianggap sebagai salah satu momen terbesar dalam sejarah sepak bola Korea Selatan dan menegaskan reputasi Shin sebagai pelatih yang mampu menghadirkan kejutan besar di panggung dunia.
Kehidupan Awal dan Karir Bermain Shin tae-Yong
Shin Tae-yong lahir pada 11 Oktober 1970 di Yeongdeok, sebuah kota kecil di Provinsi Gyeongsang Utara, Korea Selatan. Sejak kecil, Shin menunjukkan minat yang besar pada sepak bola, sering bermain dengan teman-temannya di lapangan-lapangan terbuka.
Minat ini tidak hanya dilihat sebagai sekadar hobi, tetapi berkembang menjadi sebuah passion yang kelak akan membawanya pada karir gemilang di dunia sepak bola.
Kecintaannya pada sepak bola didukung penuh oleh keluarganya. Ayahnya sering mengajak Shin kecil untuk menonton pertandingan sepak bola lokal, yang semakin memupuk rasa cintanya terhadap olahraga ini.
Prestasi dan Penghargaan yang Diraih Sebagai Pemain
Karir bermain Shin Tae-yong dihiasi dengan berbagai penghargaan individu dan tim. Pada tahun 1995, ia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik K-League, sebuah penghargaan bergengsi yang diberikan kepada pemain dengan performa luar biasa sepanjang musim.
Selain itu, ia juga beberapa kali terpilih sebagai anggota Tim Terbaik K-League, mengakui kontribusi signifikan dan konsistensinya di lapangan.
Di tingkat internasional, Shin Tae-yong juga tampil untuk tim nasional Korea Selatan. Ia membuat debutnya pada tahun 1992 dan menjadi bagian dari skuad Korea Selatan yang berkompetisi di Piala Asia dan kualifikasi Piala Dunia.
Meskipun karir internasionalnya tidak sepanjang karir klubnya, kontribusinya tetap diakui dan dihargai oleh penggemar sepak bola di Korea Selatan.